Raflesia, Bunga Raksasa yang Mulai Kehilangan Kuncup

Raflesia, Bunga Raksasa yang Mulai Kehilangan Kuncup

SELAIN bunga bangkai (Amorphopalus titanum), bunga langka yang cukup populer dalam masyarakat Indonesia adalah Raflesia, bunga cantik berukuran raksasa. Namun, jenis raflesia yang dikenal luas hanyalah Raflesia arnoldii, padahal raflesia jenis lain masih cukup banyak. Semuanya menuntut perhatian masyarakat untuk menjaganya agar tak punah.
Salah satu Raflesia yang merupakan jenis endemik Jawa adalah Raflesia zollingeriana koorders atau Raflesia solinger. Sama seperti jenis Raflesia lainnya, keberadaan padma satu ini mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, penduduk lokal sering mengambil kuncup bunga ini untuk dijadikan bahan obat. Kuncup bunga padma diyakini dapat merapatkan vagina perempuan.
Keberadaan bunga ini pertama kali diketahui Koorders yang menemukannya di Puger, sebuah kawasan pantai di selatan Jawa Timur, pada tahun 1902. Namun karena pengaruh alam, bunga tersebut tidak lagi ditemukan di kawasan Puger. Ia kini malah banyak dijumpai di kawasan konservasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Banyuwangi, Jawa Timur. Berdasarkan penelitian Willem Meijer, jenis Raflesia solinger sama dengan jenis padma Raflesia patma yang populasinya di Jawa Barat.
Ukuran bunga Raflesia tergolong menakjubkan. Diameter bunga bisa mencapai 35 cm, bandingkan dengan bunga biasa yang hanya memiliki diameter 15 cm. Bunga yang mekar sempurna berdiameter 20-30 cm. Panjang cuping perigone 13-14 cm dan lebar 10-14 cm. Raflesia solinger berwarna merah kecoklatan dengan bintil keputihan. Lubang diafragma sekitar lima sampai tujuh sentimeter.
Bunga Raflesia tergolong holoparasit. Artinya, bunga merupakan satu-satunya organ tumbuhan yang dapat dilihat oleh mata manusia. Ia memiliki dua rumah, yakni bunga jantan dan betina yang terdapat pada individu berbeda.
Proses terbentuknya bunga diawali dengan pembengkakan di dalam akar tumbuhan inang. Selanjutnya terbentuk kuncup pada permukaan akar tumbuhan inang tersebut. Kuncup ini mulai dari diameter beberapa mm kemudian membesar terus sampai kuncup tersebut berukuran besar, mencapai 17 cm.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh lalat hijau (Lucilia sp.), lalat biru (Protocalliphora sp.), lalat abu-abu (Sarcophaga sp.), lalat mata hijau (Tabanus sp.) dan lalat buah (Drosophila melanogaster). Sementera persebaran biji, menurut data Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, kemungkinan dilakukan oleh serangga tanah, tupai, landak, babi hutan atau kijang.
Umumnya, Rafflesia zollingeriana hidup dari kaki bukit sampai ke lereng-lereng bukit di atasnya. Dengan kemiringan tempat tumbuh sekitar 85 persen. Ketinggian mulai dari 1-270 m dpl (di atas permukaan laut), dan jarak garis pantai berkisar sembilan sampai 1000 meter.
Namun dengan penjarahan membabi buta terhadap kuncup bunga, eksistensi bunga ini mulai mengkhawatirkan. Ditambah lagi, sampai saat ini, teknik budi daya yang tepat untuk menjaga kelestariannya belum ditemukan. Karena itu, secara hukum, bunga ini dilindungi negara berdasarkan PP No. 7 tanggal 27 Januari 1999. (san)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0204/24/ipt05.html

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...