Rafflesia Patma

Rafflesia Patma


Rafflesia patma mempunyai ukuran diameter bunga bisa mencapai 25 cm lebih. Organ penyusun bunga dari Rafflesia patma tidak jauh dari Rafflesia arnoldii namun ukurannya lebih kecil. Sosok Rafflesia patma sepintas memang mirip dengan Rafflesia yang lain, hanya saja bila diamati lebih teliti mahkota bunganya memiliki warna yang lebih pucat. Saat mekar sempurna diameter bunganya berkisar 20 – 30 cm. Tanda yang khas, yang membedakan dengan Rafflesia rochussenii adalah duri – duri yang terdapat pada diskus.

Rafflesia patma selain tumbuh pada akar inangnya juga tumbuh pada batang inang yang menggantung di atas lantai hutan, tetapi persentase yang tumbuh pada bagian bukan akar sangat kecil dan tumbunya tidak sebaik yang tumbuh di akar inang. Diameter akar inang yang baik untuk ditumbuhi Rafflesia patma berkisar antara 1,1 – 3 cm. Ukuran kuncup Rafflesia patma yang ditemukan di Cagar Alam Leuweung Sancang sangat beragam mulai dari diameter 2 cm sampai 15 cm. Persentase kematian kuncup yang paling banyak terjadi pada diameter <>et al, 1989 ).

Kondisi ekologis Rafflesia patma yang terdapat di Cagar Alam Leuweung Sancang Jawa Barat adalah sebagai berikut : Jenis tanah regosol, kelas tekstur tanah lempung berpasir, konsistensi tanah gembur dengan kelas drainase baik, pH tanah agak masam sampai netral; kandungan C organisk dan Ca sangat tinggi; N total, Mg dan kapasitas tukat kation (KTK) tinggi; P tersedia sangat rendah; K dan Na sedang dan tumbuh pada ketinggian berkisar antara 0 – 35 m dpl dengan jarak dari pantai berkisar antara 5 – 700 m dan kemiringan lahan tidak lebih dari 5 %. Penyerbukan terjadi diduga dengan bantuan lalat, yang mendatangi bagian reoriduksi bunga adalah lalat hijau (Lucillia sp.), lalat biru (Protocalliphora sp). Lalat abu–abu (Sarcophaga sp) dan lalat buah (Drosophila sp). Sedangkan penyebaran biji diduga dilakukan oleh rayap tanah (Macrotermes sp), semut merah besar (Polyergus sp), babi hutan (Sus scroffa Linn), landak (Hystrix brachyura Linn), tupai (Tupaia sp) dan muncak (Muntiacus muntjak Zimm) (Priatna et al., 1989).

Habitat yang sesuai untuk Rafflesia patma adalah daerah antara tipe lautan pantai dengan tipe hutan hujan tropika dataran rendah (ekoton). Asosiasi tingkat pohon terdiri dari : Aleurites moluccana, Tabarmaemontana sphaerocarpa, Neesia altissima, Pongamia pinnata, Dracontomelon mangiferum, Cinnamomun inners, Tarenna incerta, Barringtonia acutangula, Terminalia catappa. Asosiasi vegetasi tingkat belta adalah Tetrastigma sp, Calamus ornatus, Cinnamomun inners, Pterospermum diversifolium dan Dracontomelon mangiferum. Sedangkan asosiasi tingkat semai dan tumbuhan bawah adalah Colomus orantanus, Pipturus repandus dan Tarenna incerta. Penyebaran Rafflesia patma di Cagar Alam Leuweung Sancang secara sporadis meliputi areal yang berdekatan dengan pantai pada tinggi berkisar antara 0 – 35 m dpl dan jarak dari pantai berkisar antara 5 – 700 m kemiringan lahan umumnya diatas atau tidak lebih dari 5 %

Acaman kelestarian yang terjadi pada Rafflesia patma yang terdapat di Cagar Alam Leuweung Sancang adalah terjadinya pemungutan kuncup oleh masyarakat untuk bahan baku jamu (Priatna et al, 1980)


http://www.rafflesia.info/patma.htm

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...