(Rabu, 16 Maret 2005) - - Terakhir diperbaharui ()
Rafflesia Hasselti, Bunga Asli Solok SelatanRaffjesia Hasselti Suringar pertama kali ditemukan di Muara Labuh dan
Alahan Panjang, Sumatera Barat oleh Suringar dan dipublikasikan oleh Koorders thn 1918. Setelah itu, bunga yang tidak
mempunyai butir-butir klorofil ini seakan menghilang.
Bunga ini juga disebut Rafflesia hasseltii Suringar atau Raflesia Merah Putih
Spesies hasselti memang tumbuh endemic (hanya di daerah tertentu saja), yakni di Pulau Sumatera. Ia ditemukan pada
ketinggian 1.500 meter dpl di petak nomor 386 areal HPH Pt Serestra II, kurang lebih empat meter dari tepi anak sungai
Sengak, Jambi.
Bercak putih pada bunga ini cukup dominant. Inilah, salah satu hal yang membedakan rafflesia ini dengan spesies yang
lain. Pada spesies rafflesia lainnya, bercak putih tampak kusam dan berupa titik-titik kecil. Kelopak bunganya
berdiameter 60 cm dan berwarna merah bata.
Bunga yang tergolong unik, karena tidak mempunyai batang dan daun ini hanya mampu bertahan hidup selama tujuh
hari. Padahal sampai terbentuk bunga yang sempurna, tanaman tersebut memerlukan waktu lamanya 20 bulan.
Di habitatnya, rafflesia ini tumbuh di perakaran tumbuhan Tetratigma sp, karena ia merupakan holoparasit. Artinya,
refflesia bergantung sepenuhnya kepada tumbuhan lain untuk kebutuhan makannya. Diukur dari permukaan perakaran
Tetrastigma ini tinggi rafflesia hanya 25 cm.
Diareal HPH itu ditemukan dua tanaman rafflesia tergolong tanaman berumah dua. Yakni bunga jantan dan betina
terdapat pada tanaman yang berbeda. Bau seperti daging busuk pada bunga ini berguna untuk mengundang serangga
melakukan penyerbuhan.
Tumbuhan yang termasuk famili Refflesiaceae ini, keberadaannya mulai terancam. Hutan hujan tropis sebagai
habitatnya mengalami kerusakan, dan berubah sedikit demi sedikit menjadi lahan pemukiman penduduk dan fungsi
lainnya di luar kehutanan.
Di samping itu, penduduk yang memburu refflesia untuk dijadikan campuran obat-obatan turut mengancam kelestarian
rafflesia, yakni terancamnya populasi, habitat dan ekosistem mikronya rusak.
Di Indonesia jenis tumbuhan yang tergolong langka ini dilindungi undang-undang. Status kelangkaan refflesia sp. Adalah
vulearable (rawan), endangered (genting), dan untuk beberapa jenis dapat dikategorikan ke dalam kelangkaan
indeterminate (terkikis).
Status kelangkaan vulnerable rafflesia termasuk ketegori jenis yang terancam punah, terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit dan eksploitasinya terus berlangsung sehingga perlu dilindungi.
Pelestarian bunga rafflesia melalui penangkaran hingga saat ini belum berhasil. Pelestarian yang mungkin dilakukan
adalah dengan konservasi insitu, yaitu melindungi habitat asli dari kerusakan dan eksploitasi hutan. Di samping itu upaya
pelestarian tanaman yang hanya dijumpai di sebelah barat Garis Wallace ini.
Ciri Morfologi
Warna bunga merah bata & putih pucat, lebar kelopak 35-60 cm, diafragma diskus 7-9 cm diameter diskus 13 cm &
tinggi diskus 9 cm, jumlah cuatan bunga (duri-duri pada diskus) sebanyak 15-21
buah. Warna putih pd bunga cukup
dominan, julukan spesies "Rafflesia Merah Putih".
Kondisi Habitat
Tindakan konservasi rafflesia adalah dgn melestarikan & melindungi ekosistem hutan dari aktifitas manusia yg merusak.
Kehadiran rafflesia di areal hutan alam berfungsi sbg indikator & motivator kegiatan konservasi keanekaragaman hayati
di ekosistem hutan tsb. Status hutan merupakan kawasan hutan produksi terbatas, bukan kawasan hutan
konservasi/cagar alam, sehingga status kelangkaan dari Rafflesia hasseltii dpt dikategorikan genting (endangered),
karena populasi spesies ini terancam punah & tdk dpt bertahan tanpa perlindungan yg ketat oleh manusia untuk
menyelamatkan habitat & populasinya dari kerusakan akibat eksploitasi hutan.
Sumber : www.changjaya-abadi.com dan Rafflesia Indonesia
No comments:
Post a Comment