Bukit Tigapuluh :Rafflessia hasseltii Suringar

Rafflessia hasseltii Suringar
Salah satu tumbuhan langka yang terdapat di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Tumbuhan yang sering dikenal masyarakat setempat dengan nama cendawan muka rimau ini sebenarnya bukan termasuk jenis jamur atau cendawan akan tetapi termasuk tumbuhan holoparasit, yaitu tumbuhan yang sepenuhnya menggantungkan hidupnya pada tumbuhan lain untuk kebutuhan makanannya.

Sebagai mana anggota kelompok Raffleceaceae lainnya, Rafflessia hasseltii tidak mempunyai klorofil, namun mempunyai akar isap (haustorium) yang berfungsi sebagai penyerap nutrisi yang dibutuhkannya. Rafflessia hasseltii hidup dengan cara menghisap sari-sari makanan dari liana Tetrastigma lanceolarium yang menjadi inangnya. Rafflessia hasseltii tidak mempunyai daun, akar dan batang tetapi hanya berwujud bunga yang menempel pada akar atau batang liana.
Siklus hidup Rafflessia hasseltii sangat lama. Diduga waktu yang dibutuhkan dari knop/kuncup awal diameter 0,5 cm sampai knop siap mekar (diameter 18 cm) adalah 280 hari. Wahtu untuk knop mulai mekar sampai mekar sempurna 1 hari (24 jam) dan bunga akan mekar dan kemudian membusuk selama 5-8 hari (waktu yang singkat untuk menikmati keindahan bunga ini sebagai bukti kebesaran Tuhan). Dengan demikian waktu total siklus hidup Rafflessia hasseltii dari knop awal sampai mekar sempurna dan akhirnya membusuk adalah 288 hari atau ± 9 bulan.

Pada waktu mekar bunga ini mempunyai diameter 20-50 cm dengan ciri khas adanya bercak-bercak putih memanjang yang lebih dominan pada permukaan diafragma bunga dan mengeluarkan bau busuk. Bau busuk akan terasa sangat tajam pada hari ke 2-3 sejak ia mekar, oleh karena itulah orang sering juga menyebutnya bunga bangkai.
Tumbuhan yang tergolong dalam famili Rafflesiaceae dari divisio Spermatophyta ini termasuk vegetasi berumah dua (dioeceos) artinya bunga betina dan bunga jantan terpisah pada individu yang berbeda (Mackinnon, 1986). Biji sebagai alat perkembang biakannya kemungkinan besar disebarkan oleh aliran air, angin, serangga tanah dan mamalia hutan yang berkuku. Karena kukunya mamalia hutan dapat menimbulkan luka pada liana dan membawa biji-biji Rafflessia hasseltii yang sangat kecil intuk menempel padanya.
Persebaran Rafflessia hasseltii sangat dipengaruhi oleh persebaran tunbuhan inang Terrastigma lanceolarium dan factor penyebaran biji. Bunga Rafflessia hasseltii diduga merupakan jenis endemik yang hanya di temukan di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Berdasarkan hasil ekspedisi yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Fakultas Biologi UNRI dan MAPALA OASIS pada bulan April 2003 ditemukan lebih dari 20 buah bunga Rafflesia hasseltii yang sedang mulai mekar tepatnya di Dusun Tanah Datar Taman Nasional Bukit Tigapuluh

http://inhu.go.id/pd_satwa.php

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...